Manajemen Resiko dalam Forex – Sebuah Investasi, apapun Jenisnya pasti memiliki resiko selain juga profit yang diharapkan, Resiko ini berupa kehilangan sebagian atau seluruh dana yang kita investasikan, entah dalam waktu lama atau bahkan juga dalam waktu singkat.
Ada sebuah hukum yang berlaku secara umum dalam dunia investasi ; sebuah investasi yang menjanjikan return besar, maka investasi tersebut memiliki resiko yang sama besarnya dengan return yang dijanjikan. Sebaliknya jika anda mencari investasi dengan resiko kecil, biasanya return yang ditawarkan juga kecil.
Hal ini perlu dipahami mengingat tidak semu orang memiliki profil investasi yang sama. Ada orang-orang yang bertipe Risk Lover dengan alasan return yang dijanjikan juga besar. Sebaliknya, ada juga yang lebih mengutamakan keamanan dananya dan mencari investasi dengan resiko seminimal mungkin dengan konsekuensi return yang dihasilkan juga kecil. Orang-orang seperti ini biasa disebut risk Averter. Tidak ada yang lebih baik satu sama lainnya.Itu kembali kepada karakter pribadi masing-masing investtor.
Beberapa contoh investasi yang memiliki resiko kecil dipasar finansial diantaranya deposito, reksadana terproteksi, Surat Utang negara, dan Tabungan. yang bersifat high risk diantaranya adalah saham dan produk bursa berjangka.
Berkaitan dengan resiko yang harus dihadapi jika kita hendak memulai investasi di forex, diperlukan kiat-kita kursus untuk memperkecil, atau bahkan membalikan posisi kita yang tadinya minus menjadi kembali positif dan memperoleh untung. berikut beberapa kiat dan management resiko yang bisa anda ambil :
Terdapat 4 Teknik dalam mengatasi resiko, yaitu:
1. Cut and Switch
Suatu cara yang sangat efektif untuk mengatasi kerugian yang mungkin timbul akibat keslahan transaksi, terutama bila harga menunjukkan arah pergerakan yang jelas.
Cara melakukan cut and switch:
Bila kesimpulan analisa adalah trend up dan keputusan OB (Open Buy) namun harga kembali turun dengan analisa (news and chart) sangat mendukung sehingga menimbulkan keyakinan perkembangan harga akan turun terus, maka dilakukan tindakan cut dengan melikuidasi OB sekaligus melakukan switch posisi dari buyer menjadi seller dengan OS (Open Sell).
2. Stradle/Hedging
Keuntungan : efisiensi dalam penggunaan modal
Kerugian : tidak efisien dalam penggunaan waktu
Cara melakukan Straddle:
Jika kesimpulan analisa trend up/demand period dan keputusan yang diambil adalah OB (Open Buy) namun pergerakan harga turun sehingga menimbulkan keraguan dalam pengambilan keputusan, maka tindakan yang diambil dalam straddle adalah dengan membuka OS (Open Sell). Kemudian ditunggu sampai terjadi pembalikan harga (reversal/koreksi), lalu posisi dilikuidasi satu persatu dari posisi yang sudah mempunyai keuntungan terlebih dahulu. Atau apabila kita dalam keadaan ragu-ragu dalam mengambil keputusan (dalam kondisi pasar yang tidak menentu), posisi straddle dapat digunakan untuk mengunci posisi agar kerugian tidak bertambah banyak.
3. Multiple/Covering Position
Adalah suatu cara mengatasi kesalahan yang bertujuan untuk mengunci kerugian dan sekaligus mengurangi tingkat kerugian. Bahkan sekaligus dapat menutupi kerugian tersebut. Caranya segera membuka kontrak baru yang berlawanan dari kontrak semula, dimana jumlah posisi atau jumlah lot lebih banyak. Selanjutnya semua open position tersebut dapat dilikuidasai secara serempak.
4. Averaging
Suatu strategi yang membutuhkan keberanian dan modal yang besar karena dalam strategi ini, seorang trader akan tetap mempertahankan prediksinya sesuai dengan analisa dan akan melakukan double posisi dalam jumlah transaksi ketika harga bergerak berlawanan dengan arah posisi/prediksi kita.? oleh sebab itu pentingnya kita mengetahui teknik dalam Manajemen Resiko